contoh jurnal MM


Jurnal Revitalisasi/MM Pascasarjana UNISKA Kediri 2012

 
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN
BANK BPR JATIM SE-EKS KARISIDENAN KEDIRI

Ringkasan
Oleh :
NOVIANA KURNIASARI

Penelitian ini dilakukan di Bank BPR Jatim Se-Karesidenan Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Menganalisis pengaruh variabel kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Bank BPR Jatim Se-Karesidenan Kediri.
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian penjelasan (Explanatory research), yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan hubungan kausal yang terjadi antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Sedangkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan secara kesengajaan (pourpousive sampling). Teknik pengambilan data yaitu data primer dan sekunder dengan teknik menggunakan wawancara, dan teknik analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Variabel kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju dan kondisi kerja secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja, sedangkan secara parsial variabel kompensasi, hubungan interpersonal dan kondisi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Bank BPR Jatim Se-Karesidenan Kediri, 2) Variabel hubungan interpersonal merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan Bank BPR Jatim Se-Karesidenan Kediri.

Kata Kunci: Kepuasan Kerja


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber daya manusia sebagai salah satu komponen bisnis yang sangat penting dan harus selalu dipacu kualitasnya untuk meningkatkan kinerja karyawan.Seperti kita ketahui, banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerja karyawan yang dapat dilihat seperti gaji, sistem kompensasi, kondisi fisik pekerjaan, teknis pekerjaan serta aspek-aspek ekonomis lainnya yang terkait. Sedangkan sisi lain dari faktor-faktor tersebut yang hanya bisa dirasakan seperti motivasi, tingkat stres, dan kepuasan kerja. Untuk faktor yang terakhir ini lebih bersifat relatif, karena ada beberapa faktor lain, seperti faktor gaji, kompensasi, sikap, kepribadian dan juga cara pandang atau berpikir individu.
Pada kenyataannya, efektifitas dan produktivitas organisasi sangat dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Sebaliknya ketidakpuasan kerja menurut Nitisemito (1992) akan menimbulkan penurunan semangat dan gairah kerja. Banyaknya kasus-kasus pemogokan kerja akhir-akhir ini, terlepas dari apapun motif masing-masing individu mengisyaratkan adanya ketidak puasan karyawan terhadap organisasi tersebut.Hal ini tentunya sangat mengganggu efektifitas perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi. Menurut Dessler (1996) menyatakan bahwa ketidakpuasan kerja juga berupa tingkat absensi karyawan yang tinggi, menurunnya produktivitas kerja karyawan, semangat kerja menurun, kegelisahan ditnana-mana, tingkat kerusakan yang tinggi, tuntutan yang sering terjadi, tingginya tingkat turn over, dan bahkan kemungkinan adanya usaha sabotase terhadap organisasi. Bahkan karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan yang seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan sering melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, hal tersebut dengan sendirinya akan memperburuk kinerja organisasi. Sedangkan karyawan yang memperoleh kepuasan kerja biasanya memiliki catatan kehadiran dan aktif dalam kegiatan serikat karyawan dan kadang-kadang berprestasi kerja bila dibandingkan dengan karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.
Salah satu program yang perlu diperhatikan dalam rangka optimalisasi sumber daya manusia adalah dengan memenuhi kepuasan kerjanya. Dengan adanya pemenuhan kepuasan kerja, maka karyawan secara individual akan berusaha meningkatkan kemampuannya. Sukses tidaknya suatu organisasi tergantung kepada kemampuan organisasi dalam memberikan kepuasan kerja terhadap, karyawannya.
Kepuasan kerja di sini diberi batasan yaitu, sebagai sikap karyawan terhadap kenyataan dalam pekerjaannya.Sikap karyawan tersebut merupakan hasil perbandingan cocok tidaknya persepsi karyawan terhadap, kondisi nyata dalam pekerjaannya dengan persepsi karyawan terhadap, kondisi pekerjaan yang diharapkannya. Semakin cocok persepsi karyawan terhadap kondisi pekerjaan yang  diharapkannya,  maka  akan  semakin  positif sikap  karyawan  terhadap pekerjaannya. Dengan kata lain, semakin puas karyawan terhadap pekerjaannya maka semakin tinggi pula efektifitas dan produktifitas kerja karyawan tersebut.
Kepuasan kerja adalah istilah yang menunjukkan sampai seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan dan harapan para karyawannya.Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh kehidupan individu yang bersangkutan.dapat memperbaiki sikap dan perilaku kerja, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan masing-masing individu.Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.Demikian sebaliknya kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.Ini berarti, konsep kepuasan kerja semacam ini melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya.Jadi determinasi kepuasan kerja menurut batasan ini meliputi perbedaan individu (individual differences) maupun situasi lingkungan pekerjaan.Di samping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaan sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan.
Kepuasan kerja menjadi masalah yang menarik dan cukup penting, karena terbukti manfaatnya baik bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.Bagi individu penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja memungkinkan timbulnya usaha peningkatan kebahagiaan hidup mereka. Bagi organisasi penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha peningkatan produktivitas dan mengurangi biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku Karyawannya. Selanjutnya masyarakat tentunya akan menikmati hasil secara maksimal dari organisasi tersebut serta akan naiknya nilai manusia dalam konteks pekerjaan.
Berkait dengan berbagai hal yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini akan ditekankan pada Karyawan yang pekerjaannya berhadapan langsung dengan konsumen atau pengguna fasilitas jasa pelayanan perusahaan, yang dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen.
Layanan di suatu perusahaan dikatakan baik atau tidak tercermin dari bagaimana cara Karyawan-karyawannya memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, terutama akan tercermin dari sikap Karyawan dalam menjalankan tugasnya. Sikap Karyawan tersebut dipengaruhi oleh bagaimana perasaan Karyawan tersebut dalam menyikapi pekerjaannya (As’ad, 2000). Seorang Karyawan akan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan professional bila sudah terpenuhi kepuasan kerjanya. Secara awam seseorang akan merasa puas akan pekerjaannya apabila faktor-faktor seperti kompensasi, kondisi lingkungan kerja yang dia inginkan telah diperoleh, sebaliknya bila tidak, maka kepuasan kerja belum tercapai akibatnya tidak dapat merefleksikan pekerjaannya dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas permasalahan yang perlu diteliti adalah apakah kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju, serta.kondisi kerja mempengaruhi kepuasan kerja Karyawan di Bank BPR Jatim  Se-Eks Karisidenan Kediri.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Apakah kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk
maju, serta kondisi kerja
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.
2.      Manakah diantara variabel kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju serta kondisi kerja yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan tersebut di atas, maka    tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:
1.     Menganalisis pengaruh variabel kompensasi, hubungan interpersonal,
kesempatan untuk maju, serta kondisi kerja terhadap kepuasan kerja
Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.
2.     Menganalisis   diantara   variabel   kompensasi,   hubungan   interpersonal,
kesempatan untuk maju, serta kondisi kerja yang berpengaruh dominant terhadap kepuasan kerja Karyawan Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.

Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk:
1.     Untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan bahan pertimbangan
bagi pimpinan Di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan masalah kepuasan kerja.
2.     Menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti, khususnya yang berkaitan
dengan masalah pengelolaan sumber daya manusia dalam kegiatan pfaktis
yang mungkin tidak diperoleh dalam kegiatan akademis, selanjutnya dapat
dijadikan suatu pedoman bilamana sewaktu-waktu dibutuhkan untuk
membuat suatu usaha.
3.     Sumbangan pemikiran atau kontribusi referensi, yang nantinya dapat
dimanfaatkan lembaga maupun calon peneliti yang lain khususnya yang
meneliti masalah kepuasan kerja.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri, yang dimulai 15 Oktober sampai dengan tanggal 15 Januari 2012 atau selama 3 bulan.
Penelitian ini di lakukan kepada staff pegawai maupun pimpinan padadi Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri dengan menyerahkan daftar pertanyaan dan observarsi langsung dilokasi untuk mengetahui segala kegiatan yang bersangkutan.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penjelasan (explanatory), yaitu penelitian yang berusaha menjelaskan hubungan kausal yang terjadi antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun, 1987).

Populasi Dan Sampel
Populasi adalah “jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun, 1987).Selanjutnya Nawawi (1985) memberi pengertian bahwa “Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau reristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.
Berpijak dari pengertian tersebut, populasi adalah keseluruhan dari subyek ang diteliti dengan ciri-ciri atau sifat tertentu yang akan diduga, maka dalam penelitian ni yang dimaksudkan populasi adalah “Keseluruhan Pegawai di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri”. Sedangkan pengambilan sample dilakukan secara kesengajaan (pourposif sampling) mengingat jumlah populasi yang ada sama dengan jumlah yang dijadikan sample. Jumlah populasi yang terdapat di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri, maka jumlah sampel sebagai responden dalam penelitian sebanyak 78 responden. Hal ini sesuai dengan jumlah karyawan BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri yang selalu aktif di dalam kantor.

Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi dua jenis, yakni data primer dan data sekunder. Data Primer diperlukan untuk pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, sedangkan data sekunder diperlukan untuk   memberikan gambaran (deskripsi) tentang obyek penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data tentang persepsi atau tanggapan responden terhadap variabel yang diteliti.Sedangkan sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner.Selain itu dalam penelitian ini juga digunakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan tempat mengadakan penelitian meliputi struktur organisasi, data personalia, dan gambaran umum perusahaan.
Data dalam penelitian ini yang merupakan data primer maupun sekunder dikumpulkan dari :
a.     Kuesioner; Dalam pengumpulan data dipergunakan daftar pertanyaan (angket) yang disebarkan kepada responden (sample), dan dipergunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta berupa pendapat, perasaan, keinginan
dan lain sebagainya.
b.    Interview; Merupakan tanya jawab secara langsung dengan para pimpinan ataupun pegawai daridi Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri  atau sumber lain yang dapat membantu mengumpulkan informasi dalam penulisan.
c.     Dokumentasi; Pengumpulan keterangan-keterangan yang diperoleh dari
dokumen atau catatan-catatan padadi Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri yang bersangkutan.
Pengukuran dalam proses penelitian social adalah: 1) dapat menggambarkan gejala sosial dan gejala psikologis secara empiris, 2) mengubah data yang dapat menerima manipulasi dan perlakuan statistik,  3) membantu dalam melakukan pengujian hipotesis dan teori, 4) memungkinkan peneliti membedakan antara : obyek atau manusia sesuai dengan derajat dan peringkat tertentu yang dimilikinya.
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, peneliti ini menggunakan skala interval. Menurut Efendi (1989 : 103) dikatakan bahwa “ukuran interval sama dengan mengurutkan orang atau obyek berdasarkan atribut akan tetapi pada ukuran interval juga memberikan informasi tentang jarak”. Jadi suatu tingkat pengukuran interval mempunyai semua sifat skala ordinal ditambah dengan sifat khas yaitu satuan skala unit atau pengukuran (measurement unit).Untuk mengungkapkan apakah instrument peneliti mengumpulkan data atau informasi yang tepat dan relevant bagi variable dan masalah yang dibahas, dan bila data tersebut dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian, maka dibutuhkan pengujian untuk mengukur kualitas data tersebut.Untuk itu perlu diketahui validitas dan reliabilitas (kesahihan dan keterandalan) dari alat pengukuran yang dipergunakan.
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur (Djamaludin Ancok, 1995). Mengacu pada apa yang diungkapkan oleh Hadari Nawawi (1992) bahwa validitas (kesahihan) menunjukkan tingkat kemampuan instrument penelitian untuk mengungkapakan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkannya. Dari sudut instrument, kesahihan dapat dijelaskan sebagai kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang hendak diukurnya secara tepat dan benar. Menyangkut alat pengukur, peneliti menggunakan kesahihan konstruk (Contruct Validity) sebagai mana diketahui bahwa konstruk adalah kerangka dari konsep (Ancok dalam Masri Singarimbun, 1989), oleh karena itu kesahihan ini menekankan pada penyusunan pertanyaan demi pertanyaan atau instrument secara keseluruhan berdasar pada kejelasan difinisi operasional, yang terinci unsur-unsurnya, dari variable yang diteliti (Hadari Bhwawi. 1992).
Setelah alat pengukur dari suatu variable telah jelas dalam penelitian ini, maka pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan tehnik korelasi “Product moment” yang menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total (D. Ancok dalam masri singarimbun,1989). Dalam penelitian ini korelasi dikukan antara item (sebagai wujud dari masing-masing pernyataan) dengan variable yang diukurnya (total skor).
Adapun rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut Arikunto, 1991)
Keterangan
N = banyaknya sampel
X = skor item X
Y = skor item Y
Selanjutnya perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows Versi 11.00. Untuk menentukan kesahihan, secara statistik angka korelasi yang diperoleh (t hitung) dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi rroduct moment (t tabel) pada taraf signifikan 10%.Bila angka korelasi yang diperoleh berada diatas angka kritik berarti item tersebut telah sahih.Sedangkan bila angka korelasi yang diperoleh dibawah angka kritik item tersebut tidak sahih.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat diandalakan  atau dengan kata lain menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun, 1989).
Dalam menentukan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan prosedur konsistensi eksternal, yang memanfaatkan reliabilitas alat ukur.Secara khusus pengujian reliabilitas ini melalui tekhnik bentuk paralel. Tehnik ini dilakukan melalui dua jenis alat pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat pengukur ini diberikan pada responden yang sama, kemudian di cari validitynya untuk masing-masing jenis, setelah valid dilanjutkan dengan mengkorelasi kedua jenis alat pengukur tersebut.
Dalam penelitian ini penentuan reliability dilakukan diantara alat pengukur item) yang mengukur suatu variable yang sama. Selanjutnya mengkorelasikan item-item yang mengukur suatu variable yang sama. Tehnik korelasi yang dipergunakan adalah korelasi product moment.Angka korelasi yang diperoleh adalah indeks reliability alat pengukur yang dimaksud.Selanjutnya dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi product moment pada taraf signifikansi 0,5 %.Bila indeks reliability di bawah nilai kritik berarti alat pengukur itu tidak handal.

Teknik Analisis Data
Pemilihan metode analisis didasarkan pada tujuan penelitian dan skala yang dipergunakan.Dengan skala interval maka analisis yang dipergunakan adalah analisis -egresi (Frank M. Andrews, 1981).
Selanjutnya   Supranto   mengungkapkan   penggunaan   analisis   regresi   nilai variable bebas berpengaruh terhadap variable tergantung seharusnya terlebih dahulu diketahui kuatnya hubungan antara variabel - variabel tersebut. Beberapa tehnik analisis ang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

Analisis regresi berganda
Analisis regresi berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh antara kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju, dan kondisi kerja dengan kepuasan kerja karyawan. Adapun persamaan regresi linier beganda menurut Algifari ( 2000) adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y             =    Kepuasan kerja
Xi            =    Kompensasi
X2           =    Hubungan interpersonal
X3           =    Kesempatan untuk maju
X4           =    Kondisi kerja
a             =    Konstama
b1            =    Koefisien regresi kompensasi
b2            =    Koefisien hubungan interpersonal
b3   =       Koefisien regresi untuk maju
b4   =       Koefisien regresi kondisi kerja
e     =      Variabel pengganggu.
1.     Uji Hipotesis
a.     Hipotesis I dengan Uji F, yaitu menguji keberartian koefisten regresi (signifikansi) secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus Gujarati (1998) sebagai berikut:
Dimana:
F                   =    Nilai Fhitung
ESS              =    Explained Sum Square (Rata-rata. kuadrat regresi)
RSS              =    Residual Sum Square (Rata-rata kuadrat residual)
k                   =    Jumlah variabel bebas termasuk konstanta
n                   =    Jumlah data
Rumusan hipotesis:
H0 = b1 = b2 = b3 = b4 = O
Ha = minimal satu koefisien bi ^ 0
Apabila hasil perhitungan menunjukkan :
1)     Fhitung ≤ Ftabel  (α = 0,05), maka Ho ditolak (Ha diterima)
Variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2)     Fhitung  Ftabel (α = 0,05), maka Ho diterima (Ha ditolak)
Variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.Untuk mengetahui seberapa besar variabel.bebas (X) dapat menjelaskan perubahan variabel terikat (Y) digunakan nilai W (koefisien determinasi).
b.    Hipotesis II
Untuk menguji hipotesis kedua terlebih dahulu diuji signifikansi masing-masing variable menggunakan uji t dengan rumus Algifari (2000, 19) sebagai berikut:
Dimana:
b    = Koefisien regresi
Sb  = Standar error koefisien regresi
Rumusan hipotesis dinyatakan dengan :
Ho: bi = 0
Ha: bi ≠ 0
Apabila hasil perhitungannya menunjukkan :
1)     thitung> ttabel atau thitung< -ttabel pada taraf α = 0,05 maka Ho ditolak
(Ha  diterima) artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh  yang  signifikan  terhadap  variabel  terikat  pada tingkat kepercayaan 95%.
2)     Apabila -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel pada taraf α = 0,05, maka Ho diterima (Ha ditolak) artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat pada tingkat
kepercayaan 95%.
2.     Variabel Penelitian
1.     Klasifikasi Variabel
a.     Variabel bebas (Independent variables) terdiri dari:
1)     Kompensasi (X1)
2)     Hubungan interpersonal (X2)
3)     Kesempatan untuk maju (X3)
4)     Kondisi kerja (X4)
b.    Variabel tergantung (dependent variables) :
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan (Y).

Definisi Konseptual Variabel
Berdasarkan variabel yang ditetapkan, maka definisi konseptual variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Kompensasi  (X1)  menurut Handoko  (1992) mengemukakan bahwa
    kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.
  2. Hubungan interpersonal (X2) menurut As’ad (2001) adalah interaksi
    sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan
    yang berbeda jenis pekerjaannya.
  3. Kesempatan untuk maju menurut Dubrin dalam Mangkunegara (2001) adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa. Depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum
  4. Kondisi kerja (X4) menurut Nitisemito (1992) merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
  5. Kepuasan kerja (Y) menurut Wexley dan Yulk dalam As'ad (2001)
    kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaan.
    Selanjutnya Davis dalam Mangkunegara (2001) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan turn
    over, tingkat ketidak hadiran (absen), umur, pekerjaan, dan ukuran organisasi dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan lain-lain.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Sebagaimana diketahui bahwa yang menjadi sasaran penelitian adalah seluruh pegawai di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri dengan tekhnik pourposif sampling, yaitu sebesar 105 orang responden.
Adapun karakteristik Responden dimaksud dapat dilihat pada Tabel. 1. sebagai berikut:
Tabel.1. Responden berdasarkan jenis kelamin
NO
Jenis Kelamin
Jumlah (F)
Persentase (%)
1
Laki - laki
47
60,26
2
Perempuan
31
39,74

Jumlah
78
100,00

Dari Tabel ini terlibat bahwa pegawai Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri Sebagian besar adalah laki-laki 60,26 % sedangkan lainnya perempuan sebesar 39,74 %. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai laki-laki paling dominan dibanding wanita, yang berarti untuk masa yang akan datang perlu ada tambahan staf bagi wanita untuk penyeimbang.
Tabel. 2. Responden berdasarkan umur
No
Umur (Th)
Jumlah (F)
Persentase (%)
1
2
3
4
20-30
31-40
41-50
51-60
23
37
11
7
29,48
47,43
14,10
8.99

Jumlah
78
100,00
Tabel ini menunjukkan bahwa umur responden 20-30th prosentasenya 29,48 %, Sedangkan 31-40 Th, prosentasenya 47,43 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden sebagian besar berumur 31 sampai 40 tahun atau termasuk usia produktif.
Tabel 3. Responden berdasarkan pendidikan
No
Pendidikan
Jumlah (F)
Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
SLTA
Diploma
S-l
S-2
15
11
30
12
19,23
14,10
38,46
28,21

Jumlah
78
100,00
Dari Tabel ini menunjukkan, bahwa pendidikan responden, yang terendah persentase nya, berpendidikan Diploma yaitu 14,10 %, sedangkan yang tertinggi Sarjana (S-l) yaitu persentasenya sebesar 38,46 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sebagian besar berpendidikan sarjana bahkan sasmpai pascasarjana (S-2), yang berarti responden yang diteliti menunjukkan pendidikan di atas rata-rata atau berpendidikan sedang dibanding yang lain. Dengan demikian diharapkan untuk ke depan perlu pendidikan ini ditingkatkan lagi ke program S-2.
Tabel  4. Responden berdasarkan Jumlah tanggungan keluarga
No
Tanggungan Keluarga
Jumlah (F)
Persentase
1
2
3
4
5
0
1
2
3
4
17
29
21
6
5
21,79
37,17
26,92
7,62
6,5

Jumlah
78
100
Tabel. 4. ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tanggungan keluarga 0 adalah 21,79 %, tanggungan keluarga 1, sebesar 37,17%, tanggungan keluarga 2 sebesar 26,92. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata keluarga mempunyai tanggungan 2 sampai 3 keluarga. Hal ini berarti dalam satu keluarga ada ayah, ibu dan dua orang anak dan ditambah keluarga lain. Hal ini terkait dengan keberhasilan pemerintah terhadap program keluarga berencana yang dicanangkan dahulu kala sampai sekarang.

Analisis Hasil Penelitian
Motivasi yang dimaksud disini adalah dengan memenuhi kebutuhan pegawai yang dicukupi dengan system gaji / penghargan yang dilakukan oleh pimpinan dengan pemenuhan kebutuhan material dan non material.
Pemenuhan kebutuhan material dan non material merupakan variable-variable yang menjadi perhatian pokok dan motivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja.

Kompensasi
Kompensasi merapakan “imbalan, pembayaran untuk pelayanan yang telah diberikan oleh pegawai”. Kompensasi sangat penting bagi pegawai, hal ini karena kompensasi merupakan sumber penghasilan pegawai dan keluarganya. Kompensasi juga merupakan gambaran dalam status sosial pegawai. Tingkat penghasilan sangat berpengaruh dalam menentukan standar kehidupan.
Tabel. 5. Frekwensi Respondent mengenai Kompensasi yang diterima.
No
Pendapat
F
Persentase
1
2
3
4
5
Sangat sesuai
Sesuai
Ragu-ragu
Tidak sesuai
Sangat tidak sesuai
8
70
-

-
10,26
89,74
-

-

Jumlah
78
100
Berdasarkan tabel ini, mayoritas menyatakankompensasi yang diberikan sesuai, sebesar 89,74 % yang sangat sesuai 10,26 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan kepada para karyawan sesuai dengan keinginan karyawan sehingga motivasi untuk bekerja juga sesuai dengan demikian hubungan antara kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai ada hubungan positif.
Kompensasi memiliki unsur adanya dua pihak yang memikul kewajiban dan .anggung jawab yang berbeda, tetapi saling mempengaruhi dan saling menentukan. Pihak pertama adalah pekerja yang memikul kewajiban dan tanggung jawab melaksanakan pekerjaan yang disebut bekerja. Sedang pihak yang kedua adalah  organisasi/perusahaan yang memikul kewajiban dan tanggung jawab memberikan renghargaan atau ganjaran atas pelaksanaan pekerjaan oleh pihak pertama.
Kompensasi yang berarti penghargaan atau ganjaran ternyata tidak sekedar berbentuk upah atau gaji. Menurut Nawawi (2001:316) kompensasi dapat dibedakan menjadi “kompensasi langsung, kompensasi tidak langsung, insentif”.
a.     Kompensasi langsung
Kompensasi langsung adalah penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap (Nawawi, 2001:316). Berarti upah dan gaji dapat diartikan sebagai pembayaran dalam bentuk uang secara tunai yang diperoleh pekerja untuk pelaksanaan pekerjaannya.
Kompensasi langsung disebut juga upah dasar yaitu upah atau gaji tetap yang diterima seorang pekerja dalam bentuk upah bulanan, upah mingguan, maupun, upah, setiap jam dalam bekerja (Mangkunegara, 2001:85).
b.    Kompensasi tidak langsung
Kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan/manfaat lainnya bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang atau barang. Misalnya Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Hari Natal, dan Iain-lain (Nawawi, 2-001:316). Jadi kompensasi tidak langsung merupakan program pemberian penghargaan/ ganjaran dengan variasi yang luas, sebagai pemberian bagian keuntungan organisasi/perusahaan. Variasi yang luas karena kompensasi tidak langsung dapat berupa pemberian jaminan kesehatan, liburan, cuti dan lain-lain.
c.     Insentif
Menurut Nawawi (2001:317) insentif adalah “penghargaan/ ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu”. Maksud pemberian insentif adalah memberikan upah yang berbeda karena memang prestasi yang berbeda. Jadi dua orang karyawan yang mempunyai jabatan sama bisa menerima upah yang berbeda karena prestasi yang berbeda (Heidjrachman, 21000: 161).
Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:89) insentif adalah “suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada karyawan agar mereka mau bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam. mencapai tujuan-tujuan organisasi”.
Goodman dan Hullin dalam Shobaruddin (1992:150-151) mengatakan bahwa kepuasan terhadap upah akan dipengaruhi oleh kebutuhan dan nilai-nilai pekerja. Jika upah pekerja cukup untuk, memenuhi kebutuhan keluarga dan dirinya, ia akan lebih puas dibandingkan jika menerima upah lebih rendah dari yang diperlukan untuk memenuhi standar hidup yang memadai. Karena pendapatan seseorang pekerja lambat laun meningkat, maka standar hidupnya meningkat dan barang-barang mewah menjadi kebutuhan nyata. Jadi semakin tinggi upah, mungkin sekali hanya mengakibatkan peningkatan upah sementara. Meskipun jika standar hidup yang menjadi aspirasi seorang pekerja tidak mengalami kenaikan, inflasi mungkin sekali mengikis kepuasannya dengan tingkat upah tertentu yang diberikan. Semakin pekerja tergantung pada gaji atau upahnya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidupnya, maka kepuasan terhadap upahnya akan banyak dipengaruhi oleh biaya hidupnya.

Hubungan Interpersonal
Hubungan Interpersonal adalah hubungan antar sesama yang hangat secara horizontal maupun vertikal merupakan faktor penyumbang terhadap kepuasan kerja. Hubungan sosial yang ada diantara. karyawan merupakan faktor yang cukup penting dalam menimbulkan kepuasan dan kegairahan kerja. Adanya ketegangan yang muncul dalam hubungan ini mudah sekali menimbulkan akibat, yang kurang baik.
Tabel 6. Frekwensi pendapat Responden mengenai Hubungan Interpesonal Antar Karyawan Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri
No
Pendapat
F
Persentase
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
35
39
8
-
-
44,87
50,00
5,13
-
-

Jumlah
78
100
Tabel 6. Menunjukkan bahwa hubungan interpersonal antar karyawan mayoritas menyatakan baik 50,00 %, sedangkan yang sangat baik sebesar 44,87 % dan cukup baik sebesar 5,13 %. Hubungan interpersonal responden menunjukkan baik dengan harapan sehingga motivasi dalam bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Hubungan sosial yang ada diantara. karyawan merupakan faktor yang cukup penting dalam menimbulkan kepuasan dan kegairahan kerja. Adanya ketegangan yang muncul dalam hubungan ini mudah sekali menimbulkan akibat, yang kurang baik. Dalam hal ini faktor kepiribadian sering kali menonjol yang merupakan faktor yang langsung tak langsung mempengaruhi keharmonisan dalam hubungan sosial antar karyawan, demikian juga latar belakang dan adat kebiasaan para karyawannya.
Dukungan dan motivasi yang diberikan baik oleh teman sekerja maupun oleh atasan secara langsung memberikan dukungan moril terhadap seorang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga karyawan tersebut merasa bersemangat dan rercaya diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Pada akhirnya dapat menciptakan kepuasan dalam diri karyawan yang bersangkutan.

Kesempatan Untuk Maju
Salah satu dorongan seseorang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar manusia pada umumnya untuk menjadi lebih bak lebih maju dari posisi yang dipunyai pada saat ini. Karena itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam hidupnya.
Tabel 7. Frekwensi pendapat Respondent tentang Kesempatan Untuk Maju.
No
Pendapat
F
Persentase
1
2
3
4
5
Sangat Sesuai
Sesuai
Cukup Sesuai
Kurang Sesuai
Sangat Kurang Sesuai
36
30
12
-
-
46,15
38,46
15,39
-
-

Jumlah
78
100

Sebagian respondent terhadap kesempatan untuk maju PT. Bank Jatim Cabang Kediri menyatakan yang sangat sesuai sebesar 46,15 %, sedangkan yang sesuai sebesar 38,46 % dan cukup sesuai sebesar 15,39 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesempatan untuk maju responden masih bertarap sesuai sanpai sangat sesuai yang berarti untuk memacu kerja dalam memperoleh peluang jabatan masih terbuka untuk karyawan yang berprestasi. Hal ini menunjukkan bahwa responden melakukian pekerjaan dengan baik dan kompetitif dengan harapan dapat memperoleh kesempatan untuk maju.
Kesempatan untuk maju dalam suatu organisasi sering disebut sebagai promosi (naik pangkat). Suatu promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan ang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji / upah (Heidjrachman, 2000:111).
Sedangkan enurut ubrin alam angkunegara 2001:77) bhwa pngembangan karier adalah “aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum”.

Kondisi Kerja
Kondisi kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan pada karyawan yang bekerja.
Tabel 8. Frekwensi pendapat respondent mengenai Kondisi Kerja
No
Pendapat
F
Persentase
1
2
3
4
5
Sangat sesuai
Sesuai Cukup
Sesuai
Tidak sesuai
Sangat tidak sesuai
7
60
11
-
-
8,97
76,92
14,11
-
-

Jumlah
78
100
Mayoritas responden di tabel ini, yang terkait dengan kondisi kerja yang menyatakan sesuai sebesar 76,92 %, yang cukup sesuai 14,11 % dan sangat sesuai 8,97 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kondisi kerja dengan kepuasan kerja masih sesuai dengan keinginan responden, sehingga motivasi untuk bekerja masih cukup baik. Dengan demikian pola masa kerja pegawai terhadap gaji yang diterima masih realistis dalam pendapatan keluarga.
Kondisi kerja adalah lingkungan yang kongkrit dan abstrak yang mengelilingi kerja seseorang. Kondisi kerja terdekat dimaksudkan adalah lingkungan kerja yang secara langsung dapat dirasakan oleh karyawan dalam hal ini adalah pekerja. Kondisi kerja terdekat sikap dan tindakan rekan kerja dan penyelia serta iklim yang mereka ciptakan. Simamora (11997:542) menjelaskan bahwa kondisi pekerjaan terdiri atas : a) Kebijakan-kebijakan yang sehat, b) Supervisi yang kompeten, c). Kerabat kerja yang menyenangkan, d). Lingkungan kerja yang nyaman.

Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah “keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya”. Pendapat hampir sama dikemukakan oleh Siagian (1995:127) bahwa “kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang yang positif terhadap kehidupan organisasionalnya”.
Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dari suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan ini akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
Tabel 9: Frekwensi pendapat Respondent tentang Kepuasan Kerja
No
Pendapat
F
Persentase
1
2
3
4
5
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Sangat tidak puas
10
62
6

-
12,83
79,48
7,69

-

Jumlah
78
100
Tabel. 9. ini menyatakan mayoritas respondent terhadap kepuasan kerja 79,48 % puas, bahkan yang 12,83 % sangat puas dan 7,69 % cukup puas. Hal ini menunjukkan bahwa jaminan sosial yang merupakan indikator motivasi terhadap kinerja mempunyai hubungan yang positif. Hubungan antara jaminan sosial terhadap motivasi masih bertaraf baik yang berarti jaminan sosial kepada pegawai masih baik.
Menunut Ibrahim (1988) dalam sebuah perusahaan kepuasan kerja perlu mendapat perhatian dengan alasan:
a.     Nilai, bila diketahui bahwa karyawan menggunakan sebagian waktunya dalam pekerjaannya. Karena itu baik manajer maupun bawahan menginginkan agar waktu tersebut dapat digunakan dengan penuh kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan.
b.    Kesehatan jiwa, pekerjaan dan organisasi merupakan faktor yang dapat menimbulkan tekanan psikologis yang dapat menganggu kesehatan jiwa
c.     Kesehatan jasmani, manusia yang menyenangi pekerjaannya cenderung berumur panjang dibandingkan dengan yang kurang   menyenangi pekerjaannya.
Tiga alasan tersebut di atas dalam kehidupan organisasi sering dijadikan ukuran tingkat kematangan suatu organisasi dan karena itu sering dianggap sebagai kewajiban orang untuk selalu mendapat perhatian. Banyak ahli yang melakukan penelitian untuk mengetahui sebab dan sumber kepuasan kerja dalam usaha peningkatan kebahagiaan hidup karyawan. Mereka menganggap kepuasan kerja mempunyai konsekuensi baik langsung atau tidak langsung terhadap efektifitas organisasi.
Kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Kanyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologi dan pada giliranrya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungarmya dengan pekerjaan yang dilakukan.

Analisis Data
Analisis Regresi Berganda
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi linear Berganda, untuk mengetahui pengaruh kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja. Analisis Regresi linera Berganda dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS For Windows Version 11 .00 (lampiran), dan rekapitulasi hasil analisisnya disajikan pada tabel berikut:
Analisis Korelasi
Analisis korelasi yaitu untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen atau keeratan hubungan variabel kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja. anggota Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri .
Hasil analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan keeratan antara variabel-variabel dependen terhadap variabel independen. Pembahasan mengenai korelasi dalam statistik, akan dijumpai pengertian korelasi positif, korelasi negatif dan korelasi nol. Korelasi positif ditandai dengan besaran koefisien korelasi dengan notasi (+), korelasi negatif ditandai dengan besaran korelasi dengan notasi ( - ), dan korelasi nol terjadi jika tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Manajemen Keuangan-Sifat Take Home Ditulis

Formulir Pendaftaran S2 Uniska Kediri