contoh jurnal MM
Jurnal Revitalisasi/MM Pascasarjana UNISKA Kediri 2012
ANALISA
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEPUASAN KERJA KARYAWAN
BANK
BPR JATIM SE-EKS KARISIDENAN KEDIRI
Ringkasan
Oleh :
NOVIANA
KURNIASARI
Penelitian ini
dilakukan di Bank BPR Jatim Se-Karesidenan Kediri. Tujuan dari penelitian ini
adalah : 1) Menganalisis pengaruh variabel kompensasi, hubungan interpersonal,
kesempatan untuk maju dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Bank
BPR Jatim Se-Karesidenan Kediri.
Jenis penelitian yang
dilaksanakan adalah penelitian penjelasan (Explanatory research), yaitu
penelitian yang berusaha menjelaskan hubungan kausal yang terjadi antara
variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya. Sedangkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan secara
kesengajaan (pourpousive sampling). Teknik pengambilan data yaitu data primer
dan sekunder dengan teknik menggunakan wawancara, dan teknik analisis data
dengan menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : 1) Variabel kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan
untuk maju dan kondisi kerja secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan
kerja, sedangkan secara parsial variabel kompensasi, hubungan interpersonal dan
kondisi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Bank BPR Jatim
Se-Karesidenan Kediri, 2) Variabel hubungan interpersonal merupakan variabel
yang berpengaruh dominan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan Bank BPR
Jatim Se-Karesidenan Kediri.
Kata
Kunci: Kepuasan Kerja
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sumber daya manusia
sebagai salah satu komponen bisnis yang sangat penting dan harus selalu dipacu
kualitasnya untuk meningkatkan kinerja karyawan.Seperti kita ketahui, banyak
sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerja karyawan yang dapat
dilihat seperti gaji, sistem kompensasi, kondisi fisik pekerjaan, teknis
pekerjaan serta aspek-aspek ekonomis lainnya yang terkait. Sedangkan sisi lain
dari faktor-faktor tersebut yang hanya bisa dirasakan seperti motivasi, tingkat
stres, dan kepuasan kerja. Untuk faktor yang terakhir ini lebih bersifat
relatif, karena ada beberapa faktor lain, seperti faktor gaji, kompensasi,
sikap, kepribadian dan juga cara pandang atau berpikir individu.
Pada kenyataannya,
efektifitas dan produktivitas organisasi sangat dipengaruhi oleh kepuasan
kerja. Sebaliknya ketidakpuasan kerja menurut Nitisemito (1992) akan
menimbulkan penurunan semangat dan gairah kerja. Banyaknya kasus-kasus
pemogokan kerja akhir-akhir ini, terlepas dari apapun motif masing-masing
individu mengisyaratkan adanya ketidak puasan karyawan terhadap organisasi
tersebut.Hal ini tentunya sangat mengganggu efektifitas perusahaan sebagai
salah satu bentuk organisasi. Menurut Dessler (1996) menyatakan bahwa
ketidakpuasan kerja juga berupa tingkat absensi karyawan yang tinggi,
menurunnya produktivitas kerja karyawan, semangat kerja menurun, kegelisahan
ditnana-mana, tingkat kerusakan yang tinggi, tuntutan yang sering terjadi,
tingginya tingkat turn over, dan bahkan kemungkinan adanya usaha sabotase
terhadap organisasi. Bahkan karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak
akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi
frustasi. Karyawan yang seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat
kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen
dan sering melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan, hal tersebut dengan sendirinya akan memperburuk kinerja
organisasi. Sedangkan karyawan yang memperoleh kepuasan kerja biasanya memiliki
catatan kehadiran dan aktif dalam kegiatan serikat karyawan dan kadang-kadang
berprestasi kerja bila dibandingkan dengan karyawan yang tidak memperoleh
kepuasan kerja.
Salah satu program
yang perlu diperhatikan dalam rangka optimalisasi sumber daya manusia adalah
dengan memenuhi kepuasan kerjanya. Dengan adanya pemenuhan kepuasan kerja, maka
karyawan secara individual akan berusaha meningkatkan kemampuannya. Sukses
tidaknya suatu organisasi tergantung kepada kemampuan organisasi dalam
memberikan kepuasan kerja terhadap, karyawannya.
Kepuasan kerja di sini
diberi batasan yaitu, sebagai sikap karyawan terhadap kenyataan dalam
pekerjaannya.Sikap karyawan tersebut merupakan hasil perbandingan cocok
tidaknya persepsi karyawan terhadap, kondisi nyata dalam pekerjaannya dengan
persepsi karyawan terhadap, kondisi pekerjaan yang diharapkannya. Semakin cocok
persepsi karyawan terhadap kondisi pekerjaan yang diharapkannya, maka
akan semakin positif sikap
karyawan terhadap pekerjaannya.
Dengan kata lain, semakin puas karyawan terhadap pekerjaannya maka semakin tinggi
pula efektifitas dan produktifitas kerja karyawan tersebut.
Kepuasan kerja adalah
istilah yang menunjukkan sampai seberapa jauh organisasi dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan para karyawannya.Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh
kehidupan individu yang bersangkutan.dapat memperbaiki sikap dan perilaku
kerja, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.
Pada dasarnya
kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku
pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan masing-masing
individu.Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan
keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.Demikian
sebaliknya kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.Ini
berarti, konsep kepuasan kerja semacam ini melihat kepuasan kerja itu sebagai
hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya.Jadi determinasi kepuasan
kerja menurut batasan ini meliputi perbedaan individu (individual differences)
maupun situasi lingkungan pekerjaan.Di samping itu, perasaan seseorang terhadap
pekerjaan sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan.
Kepuasan kerja
menjadi masalah yang menarik dan cukup penting, karena terbukti manfaatnya baik
bagi kepentingan individu, organisasi, dan masyarakat.Bagi individu penelitian
tentang sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja memungkinkan timbulnya
usaha peningkatan kebahagiaan hidup mereka. Bagi organisasi penelitian mengenai
kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha peningkatan produktivitas dan
mengurangi biaya melalui perbaikan sikap dan tingkah laku Karyawannya.
Selanjutnya masyarakat tentunya akan menikmati hasil secara maksimal dari
organisasi tersebut serta akan naiknya nilai manusia dalam konteks pekerjaan.
Berkait dengan
berbagai hal yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini akan ditekankan pada
Karyawan yang pekerjaannya berhadapan langsung dengan konsumen atau pengguna
fasilitas jasa pelayanan perusahaan, yang dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada konsumen.
Layanan di suatu
perusahaan dikatakan baik atau tidak tercermin dari bagaimana cara Karyawan-karyawannya
memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, terutama akan tercermin dari sikap
Karyawan dalam menjalankan tugasnya. Sikap Karyawan tersebut dipengaruhi oleh
bagaimana perasaan Karyawan tersebut dalam menyikapi pekerjaannya (As’ad, 2000).
Seorang Karyawan akan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan professional
bila sudah terpenuhi kepuasan kerjanya. Secara awam seseorang akan merasa puas
akan pekerjaannya apabila faktor-faktor seperti kompensasi, kondisi lingkungan
kerja yang dia inginkan telah diperoleh, sebaliknya bila tidak, maka kepuasan
kerja belum tercapai akibatnya tidak dapat merefleksikan pekerjaannya dengan
baik.
Berdasarkan uraian
diatas permasalahan yang perlu diteliti adalah apakah kompensasi, hubungan
interpersonal, kesempatan untuk maju, serta.kondisi kerja mempengaruhi kepuasan
kerja Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks
Karisidenan Kediri.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1.
Apakah kompensasi, hubungan
interpersonal, kesempatan untuk
maju, serta kondisi kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.
maju, serta kondisi kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.
2.
Manakah diantara variabel kompensasi,
hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju serta kondisi kerja yang
berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks
Karisidenan Kediri.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan perumusan
tersebut di atas, maka tujuan dari
penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Menganalisis pengaruh variabel
kompensasi, hubungan interpersonal,
kesempatan untuk maju, serta kondisi kerja terhadap kepuasan kerja
Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.
kesempatan untuk maju, serta kondisi kerja terhadap kepuasan kerja
Karyawan di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.
2.
Menganalisis diantara
variabel kompensasi, hubungan
interpersonal,
kesempatan untuk maju, serta kondisi kerja yang berpengaruh dominant terhadap kepuasan kerja Karyawan Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.
kesempatan untuk maju, serta kondisi kerja yang berpengaruh dominant terhadap kepuasan kerja Karyawan Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri.
Manfaat
Penelitian
Dengan melakukan
penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk:
1.
Untuk memberikan informasi yang
bermanfaat dan bahan pertimbangan
bagi pimpinan Di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan masalah kepuasan kerja.
bagi pimpinan Di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan masalah kepuasan kerja.
2.
Menambah wawasan pengetahuan bagi
peneliti, khususnya yang berkaitan
dengan masalah pengelolaan sumber daya manusia dalam kegiatan pfaktis
yang mungkin tidak diperoleh dalam kegiatan akademis, selanjutnya dapat
dijadikan suatu pedoman bilamana sewaktu-waktu dibutuhkan untuk
membuat suatu usaha.
dengan masalah pengelolaan sumber daya manusia dalam kegiatan pfaktis
yang mungkin tidak diperoleh dalam kegiatan akademis, selanjutnya dapat
dijadikan suatu pedoman bilamana sewaktu-waktu dibutuhkan untuk
membuat suatu usaha.
3.
Sumbangan pemikiran atau kontribusi
referensi, yang nantinya dapat
dimanfaatkan lembaga maupun calon peneliti yang lain khususnya yang
meneliti masalah kepuasan kerja.
dimanfaatkan lembaga maupun calon peneliti yang lain khususnya yang
meneliti masalah kepuasan kerja.
METODE
PENELITIAN
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan
di Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri, yang dimulai 15 Oktober
sampai dengan tanggal 15 Januari 2012 atau selama 3
bulan.
Penelitian ini di
lakukan kepada staff pegawai maupun pimpinan padadi Bank BPR Jatim Se-Eks
Karisidenan Kediri dengan menyerahkan daftar pertanyaan dan observarsi langsung
dilokasi untuk mengetahui segala kegiatan yang bersangkutan.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penjelasan (explanatory), yaitu
penelitian yang berusaha menjelaskan hubungan kausal yang terjadi antara
variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya
(Singarimbun, 1987).
Populasi
Dan Sampel
Populasi adalah
“jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga
(Singarimbun, 1987).Selanjutnya Nawawi (1985) memberi pengertian bahwa
“Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau
reristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
didalam suatu penelitian.
Berpijak dari
pengertian tersebut, populasi adalah keseluruhan dari subyek ang diteliti
dengan ciri-ciri atau sifat tertentu yang akan diduga, maka dalam penelitian ni
yang dimaksudkan populasi adalah “Keseluruhan Pegawai di Bank BPR Jatim Se-Eks
Karisidenan Kediri”. Sedangkan pengambilan sample dilakukan secara kesengajaan
(pourposif sampling) mengingat jumlah populasi yang ada sama dengan jumlah yang
dijadikan sample. Jumlah populasi yang terdapat di Bank BPR Jatim Se-Eks
Karisidenan Kediri, maka jumlah sampel sebagai responden dalam penelitian
sebanyak 78 responden. Hal ini sesuai dengan jumlah karyawan BPR Jatim Se-Eks
Karisidenan Kediri yang selalu aktif di dalam kantor.
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini meliputi dua jenis, yakni data primer dan data sekunder. Data
Primer diperlukan untuk pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, sedangkan
data sekunder diperlukan untuk
memberikan gambaran (deskripsi) tentang obyek penelitian.
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data tentang
persepsi atau tanggapan responden terhadap variabel yang diteliti.Sedangkan
sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari responden melalui pengisian
kuesioner.Selain itu dalam penelitian ini juga digunakan data sekunder yang
diperoleh dari perusahaan tempat mengadakan penelitian meliputi struktur
organisasi, data personalia, dan gambaran umum perusahaan.
Data dalam penelitian
ini yang merupakan data primer maupun sekunder dikumpulkan dari :
a.
Kuesioner; Dalam pengumpulan data
dipergunakan daftar pertanyaan (angket) yang disebarkan kepada responden
(sample), dan dipergunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta berupa pendapat,
perasaan, keinginan
dan lain sebagainya.
dan lain sebagainya.
b.
Interview; Merupakan tanya jawab
secara langsung dengan para pimpinan ataupun pegawai daridi Bank BPR Jatim
Se-Eks Karisidenan Kediri atau sumber
lain yang dapat membantu mengumpulkan informasi dalam penulisan.
c.
Dokumentasi; Pengumpulan
keterangan-keterangan yang diperoleh dari
dokumen atau catatan-catatan padadi Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri yang bersangkutan.
dokumen atau catatan-catatan padadi Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri yang bersangkutan.
Pengukuran
dalam proses penelitian social adalah: 1) dapat menggambarkan gejala sosial dan
gejala psikologis secara empiris, 2) mengubah data yang
dapat menerima manipulasi dan perlakuan statistik, 3) membantu dalam melakukan pengujian
hipotesis dan teori, 4) memungkinkan peneliti membedakan antara :
obyek atau manusia sesuai dengan derajat dan peringkat tertentu yang
dimilikinya.
Berdasarkan
tujuan penelitian yang ingin dicapai, peneliti ini menggunakan skala interval.
Menurut Efendi (1989 : 103) dikatakan bahwa “ukuran interval sama dengan
mengurutkan orang atau obyek berdasarkan atribut akan tetapi pada ukuran interval
juga memberikan informasi tentang jarak”. Jadi suatu tingkat pengukuran interval
mempunyai semua sifat skala ordinal ditambah dengan sifat khas yaitu satuan skala
unit atau pengukuran (measurement unit).Untuk mengungkapkan apakah instrument
peneliti mengumpulkan data atau informasi yang tepat dan relevant bagi variable
dan masalah yang dibahas, dan bila data tersebut dipergunakan untuk menguji hipotesis
penelitian, maka dibutuhkan pengujian untuk mengukur kualitas data
tersebut.Untuk itu perlu diketahui validitas dan reliabilitas (kesahihan dan
keterandalan) dari alat pengukuran yang
dipergunakan.
Validitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul
mengukur apa yang perlu diukur (Djamaludin Ancok, 1995). Mengacu pada apa yang
diungkapkan oleh Hadari Nawawi (1992) bahwa validitas (kesahihan) menunjukkan
tingkat kemampuan instrument penelitian untuk mengungkapakan data sesuai dengan
masalah yang hendak diungkapkannya. Dari sudut instrument, kesahihan dapat
dijelaskan sebagai kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang hendak
diukurnya secara tepat dan benar. Menyangkut alat pengukur, peneliti
menggunakan kesahihan konstruk (Contruct Validity) sebagai mana diketahui bahwa
konstruk adalah kerangka dari konsep (Ancok dalam Masri Singarimbun, 1989),
oleh karena itu kesahihan ini menekankan pada penyusunan pertanyaan demi
pertanyaan atau instrument secara keseluruhan berdasar pada kejelasan difinisi
operasional, yang terinci unsur-unsurnya, dari variable yang diteliti (Hadari
Bhwawi. 1992).
Setelah
alat pengukur dari suatu variable telah jelas dalam penelitian ini, maka
pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan tehnik korelasi “Product
moment” yang menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor
total (D. Ancok dalam masri singarimbun,1989). Dalam penelitian ini korelasi
dikukan antara item (sebagai wujud dari masing-masing pernyataan) dengan
variable yang diukurnya (total skor).
Adapun
rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut Arikunto, 1991)
Keterangan
N = banyaknya sampel
X = skor item X
Y = skor item Y
Selanjutnya
perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows Versi
11.00. Untuk menentukan kesahihan, secara statistik angka korelasi yang
diperoleh (t hitung) dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi rroduct
moment (t tabel) pada taraf signifikan 10%.Bila angka korelasi yang diperoleh
berada diatas angka kritik berarti item tersebut telah sahih.Sedangkan bila
angka korelasi yang diperoleh dibawah angka kritik item tersebut tidak sahih.
Reliabilitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukuran dapat diandalakan
atau dengan kata lain menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam
mengukur gejala yang sama (Singarimbun, 1989).
Dalam
menentukan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan prosedur konsistensi
eksternal, yang memanfaatkan reliabilitas alat ukur.Secara khusus pengujian
reliabilitas ini melalui tekhnik bentuk paralel. Tehnik ini dilakukan melalui
dua jenis alat pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat pengukur ini
diberikan pada responden yang sama, kemudian di cari validitynya untuk
masing-masing jenis, setelah valid dilanjutkan dengan mengkorelasi kedua jenis
alat pengukur tersebut.
Dalam
penelitian ini penentuan reliability dilakukan diantara alat pengukur item)
yang mengukur suatu variable yang sama. Selanjutnya mengkorelasikan item-item
yang mengukur suatu variable yang sama. Tehnik korelasi yang dipergunakan
adalah korelasi product moment.Angka korelasi yang diperoleh adalah indeks
reliability alat pengukur yang dimaksud.Selanjutnya dibandingkan dengan nilai
kritis tabel korelasi product moment pada taraf signifikansi 0,5
%.Bila indeks reliability di bawah nilai kritik berarti alat pengukur itu tidak
handal.
Teknik
Analisis Data
Pemilihan
metode analisis didasarkan pada tujuan penelitian dan skala yang
dipergunakan.Dengan skala interval maka analisis yang dipergunakan adalah
analisis -egresi (Frank M. Andrews, 1981).
Selanjutnya Supranto
mengungkapkan penggunaan analisis
regresi nilai variable bebas
berpengaruh terhadap variable tergantung seharusnya terlebih dahulu diketahui
kuatnya hubungan antara variabel - variabel tersebut. Beberapa tehnik analisis
ang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
Analisis
regresi berganda
Analisis
regresi berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh antara kompensasi, hubungan
interpersonal, kesempatan untuk maju, dan kondisi kerja dengan kepuasan kerja
karyawan. Adapun persamaan regresi linier beganda menurut Algifari ( 2000)
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
+ b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y = Kepuasan
kerja
Xi =
Kompensasi
X2 = Hubungan
interpersonal
X3 =
Kesempatan untuk maju
X4 =
Kondisi kerja
a =
Konstama
b1 = Koefisien
regresi kompensasi
b2 = Koefisien
hubungan interpersonal
b3 = Koefisien
regresi untuk maju
b4 = Koefisien
regresi kondisi kerja
e = Variabel
pengganggu.
1.
Uji Hipotesis
a.
Hipotesis I dengan Uji F, yaitu
menguji keberartian koefisten regresi (signifikansi) secara keseluruhan, dengan
menggunakan rumus Gujarati (1998) sebagai berikut:
Dimana:
F = Nilai Fhitung
ESS = Explained
Sum Square (Rata-rata. kuadrat regresi)
RSS = Residual
Sum Square (Rata-rata kuadrat residual)
k = Jumlah variabel bebas termasuk konstanta
n = Jumlah data
Rumusan hipotesis:
H0 = b1
= b2 = b3 = b4 = O
Ha = minimal satu
koefisien bi ^ 0
Apabila hasil
perhitungan menunjukkan :
1)
Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05), maka Ho ditolak (Ha
diterima)
Variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2)
Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05), maka Ho
diterima (Ha ditolak)
Variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.Untuk mengetahui seberapa
besar variabel.bebas (X) dapat menjelaskan perubahan variabel terikat (Y)
digunakan nilai W (koefisien determinasi).
b.
Hipotesis II
Untuk menguji
hipotesis kedua terlebih dahulu diuji signifikansi masing-masing variable
menggunakan uji t dengan rumus Algifari (2000, 19) sebagai berikut:
Dimana:
b = Koefisien regresi
Sb = Standar error koefisien regresi
Rumusan hipotesis
dinyatakan dengan :
Ho: bi = 0
Ha: bi ≠ 0
Apabila hasil
perhitungannya menunjukkan :
1)
thitung> ttabel atau
thitung< -ttabel pada taraf α = 0,05 maka Ho ditolak
(Ha diterima) artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat pada tingkat kepercayaan 95%.
(Ha diterima) artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat pada tingkat kepercayaan 95%.
2)
Apabila -ttabel ≤ thitung
≤ ttabel pada taraf α = 0,05, maka Ho diterima (Ha ditolak) artinya
variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat pada tingkat
kepercayaan 95%.
kepercayaan 95%.
2.
Variabel Penelitian
1.
Klasifikasi Variabel
a.
Variabel bebas (Independent variables) terdiri dari:
1)
Kompensasi (X1)
2)
Hubungan interpersonal (X2)
3)
Kesempatan untuk maju (X3)
4)
Kondisi kerja (X4)
b.
Variabel tergantung (dependent variables) :
Variabel tergantung
dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan (Y).
Definisi
Konseptual Variabel
Berdasarkan
variabel yang ditetapkan, maka definisi konseptual variabel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
- Kompensasi (X1) menurut Handoko (1992) mengemukakan bahwa
kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. - Hubungan
interpersonal (X2) menurut As’ad (2001) adalah interaksi
sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan
yang berbeda jenis pekerjaannya. - Kesempatan untuk maju menurut Dubrin dalam Mangkunegara (2001) adalah aktivitas kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa. Depan mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan diri secara maksimum
- Kondisi kerja (X4) menurut Nitisemito (1992) merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi mereka dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
- Kepuasan
kerja (Y) menurut Wexley dan Yulk dalam As'ad (2001)
kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaan.
Selanjutnya Davis dalam Mangkunegara (2001) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan turn over, tingkat ketidak hadiran (absen), umur, pekerjaan, dan ukuran organisasi dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan lain-lain.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karakteristik
Responden
Sebagaimana diketahui
bahwa yang menjadi sasaran penelitian adalah seluruh pegawai di Bank BPR Jatim
Se-Eks Karisidenan Kediri dengan tekhnik pourposif sampling, yaitu sebesar 105
orang responden.
Adapun karakteristik
Responden dimaksud dapat dilihat pada Tabel. 1. sebagai berikut:
Tabel.1. Responden berdasarkan jenis kelamin
NO
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah (F)
|
Persentase (%)
|
1
|
Laki - laki
|
47
|
60,26
|
2
|
Perempuan
|
31
|
39,74
|
|
Jumlah
|
78
|
100,00
|
Dari Tabel ini
terlibat bahwa pegawai Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri Sebagian besar
adalah laki-laki 60,26 % sedangkan lainnya perempuan sebesar 39,74 %. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai laki-laki paling dominan dibanding wanita, yang
berarti untuk masa yang akan datang perlu ada tambahan staf bagi wanita untuk
penyeimbang.
Tabel. 2. Responden
berdasarkan umur
No
|
Umur (Th)
|
Jumlah (F)
|
Persentase (%)
|
1
2
3
4
|
20-30
31-40
41-50
51-60
|
23
37
11
7
|
29,48
47,43
14,10
8.99
|
|
Jumlah
|
78
|
100,00
|
Tabel ini menunjukkan
bahwa umur responden 20-30th prosentasenya 29,48 %, Sedangkan 31-40 Th,
prosentasenya 47,43 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden sebagian besar
berumur 31 sampai 40 tahun atau termasuk usia produktif.
Tabel 3. Responden
berdasarkan pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Jumlah (F)
|
Persentase (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
SLTA
Diploma
S-l
S-2
|
15
11
30
12
|
19,23
14,10
38,46
28,21
|
|
Jumlah
|
78
|
100,00
|
Dari Tabel ini
menunjukkan, bahwa pendidikan responden, yang terendah persentase nya,
berpendidikan Diploma yaitu 14,10 %, sedangkan yang tertinggi Sarjana (S-l)
yaitu persentasenya sebesar 38,46 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden sebagian besar berpendidikan sarjana bahkan sasmpai pascasarjana
(S-2), yang berarti responden yang diteliti menunjukkan pendidikan di atas
rata-rata atau berpendidikan sedang dibanding yang lain. Dengan demikian
diharapkan untuk ke depan perlu pendidikan ini ditingkatkan lagi ke program
S-2.
Tabel 4. Responden berdasarkan Jumlah tanggungan
keluarga
No
|
Tanggungan Keluarga
|
Jumlah (F)
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
|
0
1
2
3
4
|
17
29
21
6
5
|
21,79
37,17
26,92
7,62
6,5
|
|
Jumlah
|
78
|
100
|
Tabel. 4. ini
menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tanggungan keluarga 0 adalah 21,79
%, tanggungan keluarga 1, sebesar 37,17%, tanggungan keluarga 2 sebesar 26,92.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata keluarga mempunyai tanggungan
2 sampai 3 keluarga. Hal ini berarti dalam satu keluarga ada ayah, ibu dan dua
orang anak dan ditambah keluarga lain. Hal ini terkait dengan keberhasilan
pemerintah terhadap program keluarga berencana yang dicanangkan dahulu kala
sampai sekarang.
Analisis
Hasil Penelitian
Motivasi yang
dimaksud disini adalah dengan memenuhi kebutuhan pegawai yang dicukupi dengan
system gaji / penghargan yang dilakukan oleh pimpinan dengan pemenuhan
kebutuhan material dan non material.
Pemenuhan kebutuhan
material dan non material merupakan variable-variable yang menjadi perhatian
pokok dan motivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja.
Kompensasi
Kompensasi merapakan
“imbalan, pembayaran untuk pelayanan yang telah diberikan oleh pegawai”.
Kompensasi sangat penting bagi pegawai, hal ini karena kompensasi merupakan
sumber penghasilan pegawai dan keluarganya. Kompensasi juga merupakan gambaran
dalam status sosial pegawai. Tingkat penghasilan sangat berpengaruh dalam
menentukan standar kehidupan.
Tabel. 5. Frekwensi
Respondent mengenai Kompensasi yang diterima.
No
|
Pendapat
|
F
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat
sesuai
Sesuai
Ragu-ragu
Tidak
sesuai
Sangat
tidak sesuai
|
8
70
-
-
|
10,26
89,74
-
-
|
|
Jumlah
|
78
|
100
|
Berdasarkan tabel
ini, mayoritas menyatakankompensasi yang diberikan sesuai, sebesar 89,74 % yang
sangat sesuai 10,26 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi yang
diberikan kepada para karyawan sesuai dengan keinginan karyawan sehingga
motivasi untuk bekerja juga sesuai dengan demikian hubungan antara kompensasi
terhadap kepuasan kerja pegawai ada hubungan positif.
Kompensasi memiliki
unsur adanya dua pihak yang memikul kewajiban dan .anggung jawab yang berbeda,
tetapi saling mempengaruhi dan saling menentukan. Pihak pertama adalah pekerja
yang memikul kewajiban dan tanggung jawab melaksanakan pekerjaan yang disebut
bekerja. Sedang pihak yang kedua adalah
organisasi/perusahaan yang memikul kewajiban dan tanggung jawab memberikan
renghargaan atau ganjaran atas pelaksanaan pekerjaan oleh pihak pertama.
Kompensasi yang
berarti penghargaan atau ganjaran ternyata tidak sekedar berbentuk upah atau
gaji. Menurut Nawawi (2001:316) kompensasi dapat dibedakan menjadi “kompensasi
langsung, kompensasi tidak langsung, insentif”.
a.
Kompensasi langsung
Kompensasi langsung
adalah penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara
tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap (Nawawi, 2001:316). Berarti upah
dan gaji dapat diartikan sebagai pembayaran dalam bentuk uang secara tunai yang
diperoleh pekerja untuk pelaksanaan pekerjaannya.
Kompensasi langsung
disebut juga upah dasar yaitu upah atau gaji tetap yang diterima seorang
pekerja dalam bentuk upah bulanan, upah mingguan, maupun, upah, setiap jam
dalam bekerja (Mangkunegara, 2001:85).
b.
Kompensasi tidak langsung
Kompensasi tidak
langsung adalah pemberian bagian keuntungan/manfaat lainnya bagi para pekerja
di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang atau barang. Misalnya Tunjangan
Hari Raya, Tunjangan Hari Natal, dan Iain-lain (Nawawi, 2-001:316). Jadi
kompensasi tidak langsung merupakan program pemberian penghargaan/ ganjaran
dengan variasi yang luas, sebagai pemberian bagian keuntungan
organisasi/perusahaan. Variasi yang luas karena kompensasi tidak langsung dapat
berupa pemberian jaminan kesehatan, liburan, cuti dan lain-lain.
c.
Insentif
Menurut Nawawi
(2001:317) insentif adalah “penghargaan/ ganjaran yang diberikan untuk
memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak
tetap atau sewaktu-waktu”. Maksud pemberian insentif adalah memberikan upah
yang berbeda karena memang prestasi yang berbeda. Jadi dua orang karyawan yang
mempunyai jabatan sama bisa menerima upah yang berbeda karena prestasi yang
berbeda (Heidjrachman, 21000: 161).
Sedangkan menurut
Mangkunegara (2001:89) insentif adalah “suatu penghargaan dalam bentuk uang
yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada karyawan agar mereka mau
bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam. mencapai
tujuan-tujuan organisasi”.
Goodman dan Hullin
dalam Shobaruddin (1992:150-151) mengatakan bahwa kepuasan terhadap upah akan
dipengaruhi oleh kebutuhan dan nilai-nilai pekerja. Jika upah pekerja cukup
untuk, memenuhi kebutuhan keluarga dan dirinya, ia akan lebih puas dibandingkan
jika menerima upah lebih rendah dari yang diperlukan untuk memenuhi standar
hidup yang memadai. Karena pendapatan seseorang pekerja lambat laun meningkat,
maka standar hidupnya meningkat dan barang-barang mewah menjadi kebutuhan nyata.
Jadi semakin tinggi upah, mungkin sekali hanya mengakibatkan peningkatan upah
sementara. Meskipun jika standar hidup yang menjadi aspirasi seorang pekerja
tidak mengalami kenaikan, inflasi mungkin sekali mengikis kepuasannya dengan
tingkat upah tertentu yang diberikan. Semakin pekerja tergantung pada gaji atau
upahnya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidupnya, maka kepuasan terhadap
upahnya akan banyak dipengaruhi oleh biaya hidupnya.
Hubungan
Interpersonal
Hubungan
Interpersonal adalah hubungan antar sesama yang hangat secara horizontal maupun
vertikal merupakan faktor penyumbang terhadap kepuasan kerja. Hubungan sosial
yang ada diantara. karyawan merupakan faktor yang cukup penting dalam
menimbulkan kepuasan dan kegairahan kerja. Adanya ketegangan yang muncul dalam
hubungan ini mudah sekali menimbulkan akibat, yang kurang baik.
Tabel
6. Frekwensi pendapat Responden mengenai Hubungan Interpesonal Antar Karyawan
Bank BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri
No
|
Pendapat
|
F
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Baik
Baik
Cukup baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
|
35
39
8
-
-
|
44,87
50,00
5,13
-
-
|
|
Jumlah
|
78
|
100
|
Tabel 6. Menunjukkan
bahwa hubungan interpersonal antar karyawan mayoritas menyatakan baik 50,00 %,
sedangkan yang sangat baik sebesar 44,87 % dan cukup baik sebesar 5,13 %.
Hubungan interpersonal responden menunjukkan baik dengan harapan sehingga
motivasi dalam bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Hubungan sosial yang ada
diantara. karyawan merupakan faktor yang cukup penting dalam menimbulkan
kepuasan dan kegairahan kerja. Adanya ketegangan yang muncul dalam hubungan ini
mudah sekali menimbulkan akibat, yang kurang baik. Dalam hal ini faktor
kepiribadian sering kali menonjol yang merupakan faktor yang langsung tak
langsung mempengaruhi keharmonisan dalam hubungan sosial antar karyawan,
demikian juga latar belakang dan adat kebiasaan para karyawannya.
Dukungan dan motivasi
yang diberikan baik oleh teman sekerja maupun oleh atasan secara langsung
memberikan dukungan moril terhadap seorang karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya, sehingga karyawan tersebut merasa bersemangat dan rercaya diri
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Pada akhirnya dapat menciptakan kepuasan
dalam diri karyawan yang bersangkutan.
Kesempatan
Untuk Maju
Salah satu dorongan
seseorang bekerja pada suatu organisasi atau perusahaan adalah adanya
kesempatan untuk maju. Sudah menjadi sifat dasar manusia pada umumnya untuk
menjadi lebih bak lebih maju dari posisi yang dipunyai pada saat ini. Karena
itulah mereka menginginkan suatu kemajuan dalam hidupnya.
Tabel
7. Frekwensi pendapat Respondent tentang Kesempatan Untuk Maju.
No
|
Pendapat
|
F
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Sesuai
Sesuai
Cukup Sesuai
Kurang Sesuai
Sangat
Kurang Sesuai
|
36
30
12
-
-
|
46,15
38,46
15,39
-
-
|
|
Jumlah
|
78
|
100
|
Sebagian respondent
terhadap kesempatan untuk maju PT. Bank Jatim Cabang Kediri menyatakan yang
sangat sesuai sebesar 46,15 %, sedangkan yang sesuai sebesar 38,46 % dan cukup
sesuai sebesar 15,39 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesempatan untuk maju
responden masih bertarap sesuai sanpai sangat sesuai yang berarti untuk memacu
kerja dalam memperoleh peluang jabatan masih terbuka untuk karyawan yang
berprestasi. Hal ini menunjukkan bahwa responden melakukian pekerjaan dengan
baik dan kompetitif dengan harapan dapat memperoleh kesempatan untuk maju.
Kesempatan untuk maju
dalam suatu organisasi sering disebut sebagai promosi (naik pangkat). Suatu
promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang
mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke
jabatan ang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji / upah (Heidjrachman,
2000:111).
Sedangkan enurut
ubrin alam angkunegara 2001:77) bhwa pngembangan karier adalah “aktivitas
kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka
di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan
diri secara maksimum”.
Kondisi
Kerja
Kondisi kerja adalah
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan pada karyawan yang bekerja.
Tabel 8. Frekwensi pendapat respondent
mengenai Kondisi Kerja
No
|
Pendapat
|
F
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat sesuai
Sesuai Cukup
Sesuai
Tidak sesuai
Sangat tidak sesuai
|
7
60
11
-
-
|
8,97
76,92
14,11
-
-
|
|
Jumlah
|
78
|
100
|
Mayoritas responden
di tabel ini, yang terkait dengan kondisi kerja yang menyatakan sesuai sebesar
76,92 %, yang cukup sesuai 14,11 % dan sangat sesuai 8,97 %. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan kondisi kerja dengan kepuasan kerja masih sesuai dengan
keinginan responden, sehingga motivasi untuk bekerja masih cukup baik. Dengan
demikian pola masa kerja pegawai terhadap gaji yang diterima masih realistis
dalam pendapatan keluarga.
Kondisi kerja adalah
lingkungan yang kongkrit dan abstrak yang mengelilingi kerja seseorang. Kondisi
kerja terdekat dimaksudkan adalah lingkungan kerja yang secara langsung dapat
dirasakan oleh karyawan dalam hal ini adalah pekerja. Kondisi kerja terdekat
sikap dan tindakan rekan kerja dan penyelia serta iklim yang mereka ciptakan.
Simamora (11997:542) menjelaskan bahwa kondisi pekerjaan terdiri atas : a)
Kebijakan-kebijakan yang sehat, b) Supervisi yang kompeten, c). Kerabat kerja
yang menyenangkan, d). Lingkungan kerja yang nyaman.
Kepuasan
Kerja
Kepuasan kerja adalah
“keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Ini nampak dalam sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya”.
Pendapat hampir sama dikemukakan oleh Siagian (1995:127) bahwa “kepuasan kerja
merupakan sikap umum seseorang yang positif terhadap kehidupan
organisasionalnya”.
Kepuasan kerja dalam
pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan
memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dari suasana
lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja
dalam pekerjaan ini akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa
walaupun balas jasa itu penting.
Tabel 9: Frekwensi pendapat Respondent
tentang Kepuasan Kerja
No
|
Pendapat
|
F
|
Persentase
|
1
2
3
4
5
|
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Sangat tidak puas
|
10
62
6
-
|
12,83
79,48
7,69
-
|
|
Jumlah
|
78
|
100
|
Tabel. 9. ini
menyatakan mayoritas respondent terhadap kepuasan kerja 79,48 % puas, bahkan
yang 12,83 % sangat puas dan 7,69 % cukup puas. Hal ini menunjukkan bahwa
jaminan sosial yang merupakan indikator motivasi terhadap kinerja mempunyai
hubungan yang positif. Hubungan antara jaminan sosial terhadap motivasi masih
bertaraf baik yang berarti jaminan sosial kepada pegawai masih baik.
Menunut Ibrahim
(1988) dalam sebuah perusahaan kepuasan kerja perlu mendapat perhatian dengan
alasan:
a.
Nilai, bila diketahui bahwa karyawan
menggunakan sebagian waktunya dalam pekerjaannya. Karena itu baik manajer
maupun bawahan menginginkan agar waktu tersebut dapat digunakan dengan penuh
kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan.
b.
Kesehatan jiwa, pekerjaan dan
organisasi merupakan faktor yang dapat menimbulkan tekanan psikologis yang
dapat menganggu kesehatan jiwa
c.
Kesehatan jasmani, manusia yang
menyenangi pekerjaannya cenderung berumur panjang dibandingkan dengan yang
kurang menyenangi pekerjaannya.
Tiga alasan tersebut
di atas dalam kehidupan organisasi sering dijadikan ukuran tingkat kematangan
suatu organisasi dan karena itu sering dianggap sebagai kewajiban orang untuk
selalu mendapat perhatian. Banyak ahli yang melakukan penelitian untuk mengetahui
sebab dan sumber kepuasan kerja dalam usaha peningkatan kebahagiaan hidup
karyawan. Mereka menganggap kepuasan kerja mempunyai konsekuensi baik langsung
atau tidak langsung terhadap efektifitas organisasi.
Kepuasan kerja juga
penting untuk aktualisasi diri. Kanyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja
tidak akan pernah mencapai kematangan psikologi dan pada giliranrya akan
menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat
kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen
dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungarmya dengan pekerjaan yang
dilakukan.
Analisis
Data
Analisis
Regresi Berganda
Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi linear Berganda, untuk
mengetahui pengaruh kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju
dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja. Analisis Regresi linera Berganda
dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS For Windows Version 11 .00
(lampiran), dan rekapitulasi hasil analisisnya disajikan pada tabel berikut:
Analisis
Korelasi
Analisis korelasi
yaitu untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel dependen dan variabel
independen atau keeratan hubungan variabel kompensasi, hubungan interpersonal,
kesempatan untuk maju dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja. anggota Bank
BPR Jatim Se-Eks Karisidenan Kediri .
Hasil analisis
korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan keeratan antara
variabel-variabel dependen terhadap variabel independen. Pembahasan mengenai
korelasi dalam statistik, akan dijumpai pengertian korelasi positif, korelasi
negatif dan korelasi nol. Korelasi positif ditandai dengan besaran koefisien
korelasi dengan notasi (+), korelasi negatif ditandai dengan besaran korelasi
dengan notasi ( - ), dan korelasi nol terjadi jika tidak ada hubungan antara
variabel X dengan variabel Y.
Komentar
Posting Komentar
"Kritik dan Saran Yang Membangun Semua Kami Terima"